PEMILU – Kelinci
Percobaan
25
September 2014 merupakan sejarah baru bagi PEMILU di Republik ini. Bagaimana
tidak, Demokrasi yang kurung waktu kurang lebih 10 tahun berada di tangan
rakyat menjadi sirnah ketika RUU Pilkada melalui DPR di ketok palu pada sidang
paripurna. Masing-masing menganggap dirinya paling benar padahal demokrasi di
negeri ini bisa saja dilakukan perbaikan-perbaikan untuk arah yang lebih baik.
Politic of interset (politik kepentingan) akan
selalu muncul selama tidak akan ada perbaikan. Negara seolah menjadi kelinci
percobaan, dan pada akhirnya rakyat yang menangis karena kebijakan yang tak
berpihak pada rakyat.
Kampanye
politik dengan pembagian kekuasaan pada saat menjabat maka ini memuluskan
kepentingan kelompok maupun organisasi tertentu saja. Padahal bumi pertiwi
telah lama menangis kala tidak mau bersatu untuk memperbaiki Bangsa ini.
Selama
ada voting maka suara minoritaslah yang akan mengalah. Itu sebagai contoh di
DPR RI, karena koalisi yang banyak sehingga keinginannya menjadi mutlak maka
mufakat tidak bisa dicapai. Lagi-lagi voting, padahal apabila dilakukan survey
mungkin tidak sedikit yang memberontak “jangan ambil hak kami”.
Anggota
DPR bukan perwakilan dari partai yang terhormat melainkan perwakilan suara yang
memilih anda duduk di kursi DPR. Jadi seyogyanya anda turun survey sebelum ada
mengambil keputusan atau anda membuat media sosial dan mengudang seluruh
partisipan anda sehingga anda bisa berkomunikasi dan mendengar suara rakyat.
Harapan
rakyat, semoga kami bukan tumbalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA