Minggu, 26 Agustus 2012

PA'S Four-Box Model (Tuberkulosis)

The Four-Box Model is included by kind permission of PA Consulting Group, 123 Buckingham Palace Road, London
I.          KONDISI SAAT INI
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency.
Saat ini sepertiga penduduk dunia terinfeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis (M.Tb) sebagian besar adalah usia produktif (15-55 tahun). Berdasarkan laporan WHO tahun 2011, jumlah penduduk dunia yang terinfeksi penyakit TB pada tahun 2010 sekitar 8.8 juta (8.5-9.2 juta), dan 1.1 juta di antaranya meninggal dunia. Angka ini turun dari tahun-tahun sebelumnya (WHO, 2011).
WHO yang menunjukkan tingkat kematian seluruh dunia menurun sebesar 40% antara tahun 1990 – 2010. Tingkat kesembuhan penyakit TB di Indonesia dalam 10 tahun terakhir menurut WHO menunjukkan angka sekitar 91%, baik pada kasus TB dengan dahak positif, dahak negatif maupun kasus kambuh (WHO, 2011).
Indonesia sudah menurunkan peringkat sebagai negara terbesar kasus TB tetapi belum bisa diberantas tuntas. Berdasarkan laporan WHO (badan kesehatan dunia) dalam Global Report 2011, tahun 2008, Indonesia, pada peringkat lima dunia penderita TB terbanyak setelah India, China, Afrika Selatan, dan Nigeria.
Laporan pencapaian MDG's Tahun 2010 menunjukkan bahwa target 6C yaitu mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Tuberkulosis.  Berikut target penurunan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam RPJMN 2010-2014:

Kondisi Saat Ini
Target 2014
Jumlah kasus TB/100.000 penduduk
235
224
Persentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan
73
90
Persentase kasus baru TB paru (BTApositif) yang disembuhkan)
85
44
Sumber: RPJMN, 2010-2014
II.          MENGAPA HAL TERSEBUT TERJADI
Masalah Tuberkulosis masih ada di Indonesia, ini dikarenakan berbagai masalah serta tantang yang dihadapi dalam penanggulangan penyakit tersebut, diantaranya:
1.    Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat.
2.    Kegagalan program TB selama ini. Hal ini diakibatkan oleh:
a.    Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan
b.    Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh  masyarakat, penemuan kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidak terjamin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang standar, dan sebagainya)
c.    Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis
d.   Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG.
e.     Infrastruktur kesehatan yang belum memadai di beberapa daerah di Indonesia.
3.    Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan struktur umur kependudukan.
4.    Kepatuhan Penderita Tuberkulosis yaitu keteraturan minum obat
5.    Dukungan Keluarga yang seringkali terabaikan.
III.          APA YANG SEHARUSNYA TERJADI





IV.          BAGAIMANA TINDAKAN
Rencana strategis untuk meningkatkan staus kesehatan masyarakat pada pemberantasan penyakit Tuberkulosis adalah:
1.    Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;
2.    Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan;
3.    Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; serta
4.    Menciptakan tata kelola pemerintah yang baik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA