I.
KONDISI
SAAT INI
Tuberkulosis
(TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada
tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis
sebagai Global Emergency.
Saat ini
sepertiga penduduk dunia terinfeksi kuman Mycobacterium
Tuberculosis (M.Tb) sebagian besar adalah usia produktif (15-55 tahun).
Berdasarkan laporan WHO tahun 2011, jumlah penduduk dunia yang terinfeksi
penyakit TB pada tahun 2010 sekitar 8.8 juta (8.5-9.2 juta), dan 1.1 juta di
antaranya meninggal dunia. Angka ini turun dari tahun-tahun sebelumnya (WHO,
2011).
WHO yang
menunjukkan tingkat kematian seluruh dunia menurun sebesar 40% antara tahun
1990 – 2010. Tingkat kesembuhan penyakit TB di Indonesia dalam 10 tahun
terakhir menurut WHO menunjukkan angka sekitar 91%, baik pada kasus TB dengan
dahak positif, dahak negatif maupun kasus kambuh (WHO, 2011).
Indonesia sudah
menurunkan peringkat sebagai negara terbesar kasus TB tetapi belum bisa
diberantas tuntas. Berdasarkan laporan WHO (badan kesehatan dunia) dalam Global Report 2011, tahun 2008,
Indonesia, pada peringkat lima dunia penderita TB terbanyak setelah India,
China, Afrika Selatan, dan Nigeria.
Laporan
pencapaian MDG's Tahun 2010 menunjukkan bahwa target 6C yaitu mengendalikan
penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Tuberkulosis. Berikut target penurunan angka kesakitan dan
kematian akibat TB dalam RPJMN 2010-2014:
|
Kondisi Saat Ini
|
Target 2014
|
Jumlah kasus
TB/100.000 penduduk
|
235
|
224
|
Persentase
kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan
|
73
|
90
|
Persentase
kasus baru TB paru (BTApositif) yang disembuhkan)
|
85
|
44
|
Sumber: RPJMN, 2010-2014
II.
MENGAPA
HAL TERSEBUT TERJADI
Masalah Tuberkulosis
masih ada di Indonesia, ini dikarenakan berbagai masalah serta tantang yang
dihadapi dalam penanggulangan penyakit tersebut, diantaranya:
1. Kemiskinan
pada berbagai kelompok masyarakat.
2. Kegagalan
program TB selama ini. Hal ini diakibatkan oleh:
a. Tidak
memadainya komitmen politik dan pendanaan
b. Tidak
memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat,
penemuan kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidak terjamin
penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang
standar, dan sebagainya)
c. Tidak
memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang tidak standar,
gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis
d. Salah
persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG.
e. Infrastruktur kesehatan yang belum memadai di
beberapa daerah di Indonesia.
3. Perubahan
demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan struktur umur kependudukan.
4. Kepatuhan
Penderita Tuberkulosis yaitu keteraturan minum obat
5. Dukungan
Keluarga yang seringkali terabaikan.
III.
APA
YANG SEHARUSNYA TERJADI
IV.
BAGAIMANA
TINDAKAN
Rencana
strategis untuk meningkatkan staus kesehatan masyarakat pada pemberantasan
penyakit Tuberkulosis adalah:
1. Meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta
dan masyarakat madani;
2. Melindungi
kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan;
3. Menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; serta
4. Menciptakan
tata kelola pemerintah yang baik.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA