Selasa, 29 Januari 2013

FENOMENOLOGI


Ciri – Ciri Fenomenologi Sebagai Metode
  1. Fenomenolog cenderung meragukan atau menentang apa-apa yang diterima tanpa melalui telaah dan pengamatan  lebih dahulu
  2.  Fenomenolog cenderung menentang naturalisme
  3. Fenomenolog cenderung membenarkan pandangan atau persepsi pada pengertian Evidenz yaitu kesadaran tentang kebenaran sebagaimana yang diperlihatkan secaa terbuka dan jelas (apa adanya seperti itu)
  4. Fenomenolog cenderung untuk tidak hanya mempercayai obyek dalam dunia kultural dan natural, tetapi juga obyek yang ideal.
  5. Fenomenolog cenderung untuk memegang teguh prinsip bahwa peneliti harus memfokuskan diri pada apa yang disebut sebagai menemukan permasalahan sebagaimana yang diarahkan oleh objek
  6. Fenomenolog cenderung memegang prinsip bahwa deskripsi secara universal, dimana pengertian a-priori atau “eiditic” untuk menjelaskan sebab akibat, maksud ataupun latar belakang
  7. Fenomenolog cenderung mempersoalkan kebenaran atau ketidakbenaran dari penyderhanaan pengertian suatu istilah untuk menjadi sangat berguna bahkan sangat mungkin dilakukan

Sejarah Perkembangan Fenomenologi Sebagai Metode
  1. Aliran teori fenomenologi yanfg menyebar kebeberapa negara termasuk Amerika, kemudian dikembangkan untuk penelitian dalam bidang komunikasi (disebut dengan simbolisme), pendidikan musik dan agama
  2. Awal fenomenologi dicirikan sebagai “deskcriptive Phenomenology”  yaitu penelitian deskriptif untuk membuktikan dua bentuk temuan yaitu permasalahan dan objek sebagai permasalahan
  3. Pembagian terhadap dua bentuk temuan kemudian membentuk empat percabangan besar dalam metode fenomenologi yaitu;

Percabangan Metode Fenomenologi
  1. Realistic Fenomenologi  menekankan pada pencarian secara universal mengenai persoalan berbagai obyek yang meiputi tindakan manusia, motif tindakan dan nila kepribadiannya
  2. Constitutive Fenomenologi menekankan bahwa masyarakat membentuk dunianya sendiri melalui kesadaran Constitutive dan re-constitutive yang melakukan apa adanya  (take it for granted). Pandangan ini juga menyebut bahwa walaupun masyarakat memiliki seperangkat pengetahuan (Stock of Knowledge), tetapi terbukti tidak sempurna dalam interpretasi, maka selain menemukan bukti akal sehat (Stock of Knowledge) juga harus menemukan kategori dimana dunia sosial masyarakat tersebut
  3. Existensial Fenomenologi  metode ini menggunakan kehgidupan manusia sebagai cara dalam ontotlogi fundamental. OLeh sebab itu metode ini sangat peduli pada topik-topik kekerasan, konflik, kerinduan, keterbatasan, kekuasaan, kematian, gender, kebebasan dan keussateraan.
  4. Hermeneutical Fenomenologi  sebenanyrnya mengembangkan ketiga kecenderungan metode di atas, namun yang membedakan pada metode  interprertasi. Hermeneutical dalam melakukan interpretasi dalam objek penelitian selalu menaruh perhatian pada spek estetika, dan etidak filasafat manusia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA